Haruslah diyakini bahwa pada dasarnya praktek etika perusahaan akan 
selalu menguntungkanerusahaan baik untuk jangka menengah maupun jangka 
panjang karena :
1. Akan dapat mengurangi biaya akibat dicegahnya kemungkinan terjadinya friksi baik intern perusahaan maupun dengan eksternal.
2. Akan dapat meningkatkan motivasi pekerja.
3. Akan melindungi prinsip kebebasan ber-niaga
4. Akan meningkatkan keunggulan bersaing.
Tindakan yang tidak etis, bagi perusahaan akan memancing tindakan 
balasan dari konsumen dan masyarakat dan akan sangat kontra 
produktif,misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, 
larangan beroperasi. Hal ini akan dapat menurunkan nilai penjualan 
maupun nilai perusahaan.Sedangkan perusahaan yang menjunjung tinggi 
nilai-nilai etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat 
kepuasan bekerja yang tinggi pula, terutama apabila perusahaan tidak 
mentolerir tindakan yany tidaketis misalnya diskriminasi dalam sistem 
remunerasi atau jenjang karier.Karyawan yang berkualitas adalah aset 
yang paling. berharga bagiperusahaan oleh karena itu semaksimal mungkin 
harus tetap dipertahankan.
Memang benar. Kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis
 dipenuhioleh orang-orang jujur, berhati mulia, dan bebas dari akal 
bulus sertakecurangan/manipulasi. Tetapi sungguh, tidak ada gunanya 
berbisnisdengan mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah 
pemerintahmelakukan pengawasan, biarlah masyarakat memberikan penilaian,
 dan sistem pasar (dan sistem Tuhan tentunya) akan bekerja dengan 
sendirinya.
Membumikan Etika Bisnis di Perusahaan 
Etika pada dasarnya adalah standar atau moral yang menyangkut 
benar-salah, baik -buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis terdapat 
pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, 
yang menyangkut hubungan-hubungan sosial antara perusahaan, karyawan dan
 lingkungannya. Etika perusahaan menyangkut hubungan perusahaan dan 
karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya (misalnya dengan 
perusahaan lain atau masyarakat setempat), etika kerja terkait antara 
perusahaan dengan karyawannya, dan etika perorangan mengatur hubungan 
antar karyawan.
Perilaku etis yang telah berkembang dalam perusahaan menimbulkan situasi saling percaya antara perusahaan dan stakeholders,
 yang memungkinkan perusahaan meningkatkan keuntungan jangka panjang. 
Perilaku etis akan mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak 
oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
Budaya perusahaan memberi kontribusi yang signifikan terhadap 
pembentukan perilaku etis, karena budaya perusahaan merupakan 
seperangkat nilai dan norma yang membimbing tindakan karyawan. Budaya 
dapat mendorong terciptanya perilaku, dan sebaliknya dapat pula 
mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis.
Kebijakan perusahaan untuk memberikan perhatian serius pada etika 
perusahaan akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung perilaku etis
 dalam perusahaan. Kebijakan perusahaan biasanya secara formal 
didokumentasikan dalam bentuk Kode Etik (Code of Conduct). Di tengah iklim keterbukaan dan globalisasi yang membawa keragaman budaya, code of conduct memiliki peran yang semakin penting, sebagai buffer  dalam interaksi intensif beragam ras, pemikiran, pendidikan dan agama.
Sebagai persemaian untuk menumbuhkan perilaku etis, perlu dibentuk 
iklim etika dalam perusahaan. Iklim etika tercipta, jika dalam suatu 
perusahaan terdapat kumpulan pengertian tentang perilaku apa yang 
dianggap benar dan tersedia mekanisme yang memungkinkan permasalahan 
mengenai etika dapat diatasi.
Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam perusahaan. Pertama, terciptanya budaya perusahaan secara baik. Kedua, terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization). Dan ketiga, terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).
Iklim etika dalam perusahaan dipengaruhi oleh adanya interaksi 
beberapa faktor, yaitu faktor kepentingan diri sendiri, keuntungan 
perusahaan, pelaksanaan efisiensi dan kepentingan kelompok.
Penciptaan iklim etika mutlak diperlukan, meskipun memerlukan waktu, 
biaya dan ketekunan manajemen. Dalam iklim etika, kepentingan stakeholders terakomodasi secara baik karena dilandasi rasa saling percaya.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar